Taman Nasional Zamrud menuju sertifikasi wisata berkelanjutan internasional melalui asesmen Indonesian Sustainable Tourism Council (ISTC). Kawasan seluas 31.480 hektare ini berlokasi di Kabupaten Siak, Riau. Proses verifikasi lapangan telah dilakukan oleh tim Kemenparekraf pada September 2025. Langkah ini menandai komitmen serius dalam pengelolaan ekowisata berbasis konservasi.
Sertifikasi ISTC mengadopsi standar Global Sustainable Tourism Council (GSTC) yang diakui UNWTO. Program ini menilai empat aspek utama destinasi wisata. Pertama, tata kelola destinasi yang efektif dan terukur. Kedua, pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal. Ketiga, pelestarian budaya dan tradisi setempat. Keempat, perlindungan lingkungan hidup secara berkelanjutan. Penghulu Kampung Dayun, Nasya Nugrik, menegaskan bahwa sertifikasi bukan sekadar pengakuan formal. Melainkan, upaya meningkatkan kualitas pengelolaan secara menyeluruh dan profesional.
Keunikan Taman Nasional Zamrud terletak pada ekosistem rawa gambutnya yang terluas di dunia. Kawasan ini menjadi habitat 38 jenis burung dengan 12 spesies dilindungi. Di perairannya, hidup ikan langka seperti arwana merah dan belida. Selain itu, terdapat vegetasi endemik seperti kayu ulin, pulai, meranti, dan sialang. Danau Pulau Besar dan Danau Bawah menawarkan pemandangan menakjubkan. Empat pulau alami menghiasi danau, yakni Pulau Besar, Pulau Tengah, Pulau Bungsu, dan Pulau Beruk.
Sertifikasi internasional membawa dampak positif bagi ekonomi masyarakat sekitar. Data menunjukkan destinasi bersertifikat mampu menaikkan tarif hingga 18 persen. Lebih dari itu, tingkat okupansi tetap tinggi bahkan di musim sepi. Program pemberdayaan masyarakat dikembangkan melalui kerajinan ramah lingkungan dan produk hasil hutan non-kayu. Dengan demikian, konservasi dan kesejahteraan masyarakat berjalan beriringan secara harmonis.
Taman Nasional Zamrud menuju sertifikasi wisata berkelanjutan internasional sebagai destinasi unggulan bertaraf global. Pemerintah daerah dan BBKSDA Riau terus berkolaborasi mewujudkan visi tersebut. Kawasan ini tidak hanya menjadi tempat wisata, tetapi juga pusat riset dan edukasi lingkungan. Oleh karena itu, dukungan semua pihak sangat diperlukan untuk melestarikan kekayaan alam Indonesia.
