FAQ Konservasi Taman Nasional (Nama Konservasi)

FAQ

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Taman Nasional Zamrud adalah kawasan konservasi lahan gambut seluas 31.480 hektare yang terletak di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Ditetapkan sebagai taman nasional pada 4 Mei 2016 dan diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 22 Juli 2016, menjadikannya taman nasional ke-52 di Indonesia.

Nama “Zamrud” diambil dari nama lapangan minyak Zamrud milik PT Caltex Pacific Indonesia (sekarang Chevron). Warna air danau yang kehitaman menyerupai batu permata zamrud juga menjadi alasan penamaan kawasan ini.

Taman Nasional Zamrud merupakan kawasan konservasi berbasis lahan gambut dengan ekosistem hutan rawa yang langka. Kawasan ini memiliki dua danau utama (Danau Pulau Besar dan Danau Bawah) dengan empat pulau di dalamnya, serta berada di area konsesi minyak aktif.

 

Taman Nasional Zamrud terletak di Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Secara geografis berada pada koordinat 00°35′ – 00°45′ Lintang Utara dan 102°10′ – 102°19′ Bujur Timur.

Jalur Darat:

  • Dari Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru: ±2 jam perjalanan (120 km)
  • Menuju Desa Dayun → Gate Camp Zamrud → masuk kawasan TN Zamrud
  • Menggunakan jaringan jalan Konsesi BOB (Badan Operasi Bersama)

Jalur Perairan:

  • Pekanbaru → Desa Dayun → Desa Buton (Mengkapan) → Desa Sungai Rawa
  • Dari Desa Sungai Rawa menggunakan speedboat melalui Sungai Rawa

Biaya masuk dan aturan kunjungan dapat berubah. Disarankan menghubungi Balai Besar KSDA Riau di (0761) 63135 atau mengunjungi kantor di Jl. HR Soebrantas Km 8,5 Sidomulyo Barat-Arengka, Pekanbaru untuk informasi terkini.

  • Pohon dominan: Ramin (Gonystylus bancanus), Jangkang (Xylopia malayana), Durian burung (Durio carinatus)
  • Spesies khas: Pinang merah (langka, tumbuh di tepi danau), berbagai jenis meranti (Dipterocarpaceae)
  • Tumbuhan rawa: Pandan hutan, bakung, mangrove, berbagai jenis pisang (Gonithalamus sp.)

Mamalia:

  • Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrensis)
  • Beruang Madu (Helarctos malayanus)
  • Siamang (Hylobates syndactylus)
  • Tapir (Tapirus indicus)
  • Kijang (Muntiacus muntjak)

Burung: 38 jenis dengan 12 spesies dilindungi, termasuk:

  • Enggang palung, benguk, dua warna, dan ekor hitam
  • Bangau putih (Ciconia ciconia)
  • Serindit Melayu (Lariculus galgulus)

Ikan: Arwana, Belida, Baung, Tapah, Toman

Ya, kawasan ini menjadi habitat berbagai spesies endemik dan langka, terutama primata seperti Siamang dan burung Serindit Melayu. Pinang merah yang tumbuh di tepi danau juga merupakan spesies langka yang sulit ditemukan di tempat lain.

  • Pengamatan satwa liar (birdwatching, wildlife observation)
  • Wisata danau dengan pompong/perahu motor
  • Fotografi alam dan landscape
  • Penelitian ilmiah dan pendidikan konservasi
  • Ekowisata berkelanjutan